Rabu, 21 November 2012

Korban Lahar Dingin Gamalama Ngamuk Tuntut Bantuan



Rabu, 21 November 2012 15:31 wib
Ilustrasi
Ilustrasi
TERNATE - Pengungsi korban banjir lahar dingin Gunung Gamalama mengamuk dan terlibat kericuhan dengan pegawai di Kantor Wali Kota Ternate, Maluku Utara. Mereka mendesak pemerintah setempat memerhatikan nasib mereka di lokasi pengungsian.

Kemarahan warga ini dipicu karena tidak kunjung adanya bantuan dari pemerintah Kota Ternate untuk para pengungsi. Sehingga, mereka menuntut Wali Kota, Burhan Abdurahman, segera menyalurkan bantuan berupa makanan dan kebutuhan pokok lainnya, selama mereka masih tinggal di pengungsian.

Aksi itu berubah ricuh saat sejumlah pegawai tiba-tiba menyerang mereka. Akibatnya, baku hantam dua kubu tak terhindarkan. Seorang warga menjadi bulan-bulanan pegawai hingga mengakibatkan korban syok. Keributan mereda setelah Satuan Polisi Pamong Praja tiba di lokasi dan melerai keduanya.

Para pengungsi ini belum bisa kembali ke tempat asal karena rumah mereka hancur diterjang banjir lahar dingin pada akhir Desember 2011 lalu. ”Gimana mau pulang, rumah masih hancur. Di pengungsian bantuan juga tidak ada,” keluh Sulaiman, seorang pengungsi di lokasi, Rabu (21/11/2012).

Hingga kini, tercatat 124 kepala keluarga atar sekira 203 jiwa yang masih bertahan di pengungsian di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ternate.

Kepala BPBD Kota Ternate, Hasim Yusuf, mengatakan bahwa tanggap darurat telah berakhir, sehingga mereka tidak lagi dikatakan sebagai pengungsi. “Mereka tidak lagi dikatakan pengungsi, melainkan eks-pengungsi. Karena tenggap darurat sudah dinyatakan berakhir,” jelas Hasim.
(Syamsudin Sidik/Sindo TV/ris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar