Kamis, 17 Januari 2013

Wisata Sejarah dan Budaya China Utara



Judul Buku : Rp 3 Juta Keliling China Utara
Penulis : Rahma Yulianti
Penerbit : B-first Yogyakarta
Cetakan : Januari, 2013
Tebal : xii + 212 halaman
ISBN : 978-602-8864-71-8
Menurut rumor yang beredar selama ini, penduduk negeri China memiliki budaya dan kebiasaan kurang baik, seperti; orang-orang China itu jorok, kasar, belagu, tidak bisa berbahasa Inggris, dan lain sebagainya. Ditambah lagi, katanya, negeri China bukan negeri yang cocok untuk dikunjungi umat Islam, karena di sana sulit mencari masjid dan warung makan yang menjual makanan-makanan halal.
Meski awalnya, China bukan termasuk negeri yang ingin dikunjungi oleh Rahma Yulianti, penulis buku ini, namun ketika mendengar kabar dari adiknya yang barusan pulang jalan-jalan ke negeri China, ia lantas berubah pikiran. Ternyata oh ternyata, China itu tak seburuk anggapan orang-orang selama ini.
Tiga bulan sebelum pemberangkatan, penulis mempersiapkan segalanya, mulai mencari info tentang pembuatan visa, penginapan yang nyaman dan sesuai isi kantong, transportasi lokal, hingga kosakata bahasa China. Selain itu, ia berusaha mencari buku-buku panduan traveling tentang China Utara dan Timur. Sayang, buku-buku tersebut tidak ia temukan. Akhirnya, terbersit ide untuk membuat buku traveling tentang China Utara. Nah, buku yang sedang kita baca ini merupakan buku traveling yang dibuat penulis sebagai pelampiasan atau ‘balas dendam’ terhadap ketiadaan buku-buku traveling tentang China Utara.
Di antara alasan mengapa penulis lebih memilih China Utara untuk dikunjungi, karena di sana berdiri Tembok China. Tembok China ibarat Merlion-nya Singapura, Monas-nya Jakarta. Jadi, bila tak dikunjungi rasanya kurang afdol (hal 10-11).
China merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas. Daratan dan lautnya mencapai 9,6 juta km². Berarti jika dibandingkan dengan Indonesia, negeri China itu lima kalinya Indonesia, sebab negeri ini luasnya hanya 1,9 juta km² (hal 1).  Bagi yang memiliki banyak waktu, bisa mengelilingi semua daratan China, mulai utara hingga selatan. Namun bagi yang memiliki waktu terbatas, sebaiknya pilih dua atau tiga bagian saja, semisal memilih untuk mengunjungi China Utara dan Timur saja.
China memiliki banyak sekali bahasa daerah dan puluhan dialek. Puluhan dialek tersebut bisa digolongkan ke dalam tujuh jenis dialek berbeda; Mandarin, Gan, Kejia, Wu, Min, Xiang, dan Yue. Namun, bahasa resmi bangsa China adalah bahasa Mandarin (hal 3). China memiliki 4 musim; winter (musim dingin), spring (musim semi), summer (musim panas), dan fall (musim gugur). Tentang bulan-bulan apa saja musim-musim itu berganti, akan dijelaskan lebih lanjut di halaman ini (hal 4-5).
Menurut penulis, kendati tak semudah mengunjungi negara yang mayoritas penduduknya muslim, bukan berarti China tak bisa dijelajahi oleh muslim. Di sana masih bisa ditemukan masjid dan beberapa restoran yang menyediakan menu-menu halal. Dan salah satu mitos yang beredar, kebiasan buruk orang-orang China (khususnya orangtua) adalah; tidak mau menutup pintu toilet saat buang hajat. Menurut penulis, faktanya memang demikian, meski tidak semua seperti itu (hal 7).
Setelah memesan tiket penerbangan dengan harga terjangkau (kebetulan waktu itu sedang promo murah) langkah selanjutnya membuat itinenary, atau jadwal perjalanan. Dengan begitu, penulis bisa mengetahui dengan pasti lokas-lokasi yang akan dikunjungi. Meski terkadang bisa berubah, disesuaikan situasi dan kondisi. Tentang tips-tips praktis cara menyusun itinenary yang akan memudahkan perjalanan ke China, dipaparkan terperinci di bab ini (hal 15).
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam, penulis tiba di kota yang menjadi tujuan pertama di China; Tianjin. Tianjin dijuluki The New Modern China karena di sana banyak berdiri bangunan modern. Tianjin termasuk satu dari empat kota penting di China karena memiliki pelabuhan yang men-support kota Beijing. Kendati di kota ini tak banyak objek wisatanya, namun bagi penulis kota ini layak dikunjungi karena ia sangat yang menyukai kota kecil yang bersih dengan bangunan-bangunan indah berarsitektur menawan (hal 29-46).
Kota Beijing, menjadi tujuan berikutnya. Di Beijing, penulis memilih menginap di Citytel Inn, hotel bintang tiga. Alasannya, karena lokasi hotel ini sangat trategis. Hanya dibutuhkan waktu 5 menit (dari hotel tersebut) untuk mencapai Wangfujing, dan 15 menit menuju pintu masuk Forbidden City. Selain itu, dekat juga dengan halte bus tempat menuju Niu Jie sehingga mudah mencari makanan halal (hal 53). Penulis juga menyempatkan shalat di Masjid Niu Jie di Ox Street, jalan yang terletak di kawasan mulsim Beijing. Masjid ini terletak di lahan seluas 6.000 m² dan merupakan masjid tertua di sana. Penulis mengaku takjub saat melihat bagian dalam masjid yang penuh ukiran, perpaduan antara ukiran khas China dengan kaligrafi Arab. Karena menjadi kawasan muslim China, di sana mudah dijumpai restoran, toko daging dan supermarket halal. Cirinya, di depan pintu terdapat tulisan Arab (hal 57).
Temple of Heaven (ikon-nya kota Bejing) menjadi tujuan selanjutnya. Temple of Heaven dibangun pada 1402 oleh Yongle Emperor, dinasti yang pernah membangun Forbidden City. Temple of Heaven terdiri atas beberapa bangunan, yang paling terkenal adalah The Hall of Prayer for Good Harvests. Ini adalah bangunan berbentuk silinder setinggi 38 meter dengan atap bersusun tiga. Seluruh bangunan terbuat dari kayu, kontras dengan pelatarannya yang putih, terbuat dari marmer. Di sekeliling The Hall of Prayer for Good Harvests terdapat bangunan-bangunan yang kini dijadikan museum. Salah satunya museum yang berisi alur cerita tentang upacara persembahan kuil (hal 58-61).
Dan masih banyak lokasi-lokasi wisata di China Utara yang didatangi penulis, seperti mengunjungi salah satu keajaiban dunia; Tembok China alias Great Wall, Summer Palace (istana raja di musim panas) yang memukau, indahnya danau Kunming Lake, dan lain-lain. Buku juga dilengkapi rute transportasi di China Utara, daftar restoran halal, kosakata simpel dan penting diketahui, info penginapan, tempat-tempat belanja dan perincian biaya keseluruhan perjalanan mulai berangkat hingga kembali dari negeri China Utara.
***
Diresensi oleh: Sam Edy Yuswanto, penulis lepas, bermukim di Kebumen.
Editor :
Jodhi Yudono

1 komentar:

  1. Bolavita Agen Resmi Taruhan Online Indonesia.
    Kunjungi Website Kami BOLAVITA Sekarang Juga.

    Menyediakan Banyak Permainan Online Yang Sangat Disukai Dikalangan Player Di Indonesia. Diantaranya :
    - Sabung Ayam
    - Casino
    - Bolatangkas
    - Taruhan Bola / Sportsbook
    - Poker, Kiu-Kiu, Ceme
    - Tembak ikan
    - Slot Game
    - Togel online SGP / HK / KL

    Link: https://bolavita.siterubix.com

    ---

    Bonus Deposit 10% Setiap Hari ! *Untuk Sportsbook !

    Bonus Cashback s/d 10% setiap minggu !

    Bonus Rollingan Casino s/d 0.7% setiap minggu !

    Bonus Refferal 7% + 2% Seumur Hidup !

    Bonus Bagi" Hadiah Setiap Bulan Berupa Handphone, Speaker JBL, Headsheet , SmartWatch !

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kontak CS Kami (Online 24jam)
    WA: +6281377055002
    BBM: BOLAVITA
    WeChat: BOLAVITA
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus