Kamis, 17 Januari 2013

ADHD pada Orang Dewasa



Kebanyakan orang mengira bahwa ADHD (gangguan defisit perhatian dan hiperaktivitas) hanya dijumpai pada anak-anak. Tapi sebenarnya 30% -70% dari anak-anak dengan ADHD terus mengalami gejalanya hingga dewasa. Banyak orang dewasa yang selama bertahun-tahun tidak menyadari mereka sebenarnya memiliki ADHD.
ADHD atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder pada orang dewasa merupakan kondisi mental seseorang yang mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian, hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam) dan kebiasaan impulsif (kesulitan untuk menunda respon / dorongan untuk melakukan / mengatakan sesuatu yang tidak sabar). ADHD pada orang dewasa memiliki beberapa gejala, diantaranya hubungan interaksi yang tidak stabil, lemah dalam kemampuan kerja atau belajar, dan rendahnya kepercayaan diri.
ADHD selalu dimulai dari saat ia berusia anak-anak, akan tetapi pada beberapa kasus hal ini tidak dapat didiagnosis sampai mereka dewasa. Proses pengobatan untuk orang dewasa sama seperti pengobatan pada anak-anak, termasuk juga obat-obatan stimulus atau perawatan medis lainnya, konseling (psikoterapi) dan perawatan untuk kesehatan mental yang diperlukan.
Gejala
ADHD atau yang disebut juga Attention-Deficit Disorder (ADD) and Hyperactivity memiliki dua aspek utama, yaitu inattention (kondisi dimana sulit untuk memusatkan perhatian) dan hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam) – kebiasaan impulsif (kesulitan untuk menunda respon / dorongan untuk melakukan / mengatakan sesuatu yang tidak sabar).
Gejala ADHD pada orang dewasa mengikuti pola sedikit berbeda dengan pada anak-anak.
1. Kesulitan berkonsentrasi.
 Penderita ADHD mungkin selalu terlambat hadir di pekerjaan atau acara penting, tidak teratur, gelisah, dan mengalami kesulitan bersantai. Berkonsentrasi pada satu pekerjaan bisa sulit bagi penderita ADHD. Mereka sering kesulitan memilah-milah tugas, mengikuti petunjuk, mengorganisir pekerjaan, dan mentaati tenggat waktu. Beberapa orang dengan ADHD memiliki kesulitan berkonsentrasi saat membaca.
2. Ketidakpuasan umum.
 Secara keseluruhan, ada perasaan ketidakpuasan umum pada orang dewasa penderita ADHD, sebuah perasaan mengganggu bahwa mereka tidak mencapai potensi mereka.
3. Kesulitan mempertahankan pekerjaan. 
Menurut sebuah survei, hanya separuh orang dewasa dengan ADHD mampu mempertahankan pekerjaan purnawaktu, dibandingkan 72% pada orang dewasa tanpa gangguan. Ketika mereka memiliki pekerjaan, mereka cenderung mendapat gaji atau upah lebih rendah dari rekan-rekan mereka.
4. Masalah emosi.
 Perubahan suasana hati, rendah diri, dan pengendalian emosi yang buruk juga masalah umum. Orang dewasa dengan ADHD dapat mudah kehilangan emosi mereka atau terlibat dalam tindakan gegabah. Selain berpotensi merusak pekerjaan, hal tersebut juga dapat merugikan hubungan perkawinan dan hubungan sosial lainnya.
5. Komplikasi. 
 Orang dewasa dengan ADHD dapat memiliki kondisi lain seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif. Mereka juga lebih cenderung terjerumus pada kecanduan merokok atau narkoba.
ADHD tidak berkembang secara spontan pada orang dewasa. Semua orang dengan ADHD memiliki gejalanya saat masih anak-anak. Banyak penderita ADHD dewasa memiliki prestasi buruk di sekolah pada masa anak-anak, bahkan jika mereka tidak terdiagnosis ADHD pada saat itu. Seperti pada anak-anak, ADHD lebih sering terjadi pada dewasa pria dibandingkan wanita.
Beberapa orang dewasa dengan ADHD tidak menyadari bahwa mereka terkena ADHD – mereka hanya mengetahui bahwa setiap hari tugas-tugas yang diberikan pada mereka merupakan tantangan yang berat. Banyak orang dewasa dengan ADHD sulit memberikan fokus dan prioritas akan apa yang mereka kerjakan, sering tidak dapat memenuhi tenggat waktu yang diberikan atau lupa akan jadwal rapat kerja ataupun sulit dalam bersosialisasi.
Ketidakmampuan untuk mengontrol dorongan impulsif yang dapat mengakibatkan ketidaksabaran menunggu pada barisan antrian ataupun mudah berubahnya suasana hati pada saat menyetir. Banyak orang dewasa dengan ADHD memiliki catatan masalah dalam bekerja dan bersekolah.
Penyebab
ADHD pada orang dewasa memiliki penyebab yang sama dengan ADHD pada anak-anak, yaitu :
1. Berubahnya fungsi dan anatomi otak
Untuk sementara penyebab pasti dari ADHD masih menjadi misteri. Pengamatan terhadap otak mengungkapkan perbedaan penting pada struktur dan aktifitas otak pada orang normal dan orang dengan ADHD. Sebagai contoh, berkurangnya aktivitas pada area di otak yang mengontrol aktivitas dan perhatian.
2. Keturunan
ADHD cenderung menurun dalam keluarga.
3. Ibu yang merokok, penggunaan obat-obatan dan racun lain.
Wanita hamil yang merokok memiliki peningkatan risiko memiliki anak dengan ADHD. Alkohol atau obat-obatan yang digunakan ketika hamil dapat menurunkan aktiv itas dari sel saraf yang menghasilkan neurotransmitter . Wanita hamil yang terkena racun dari lingkungan, seperti polychlorinated biphenyls (PCBs), juga memungkinkan untuk memiliki anak dengan gejala ADHD. PCBs merupakan kimia industri yang digunakan secara luas sejak 1970an.
4. Anak-anak yang terkena racun lingkungan.
Anak-anak pra sekolah yang terkena racun tertentu memiliki peningkatan risiko terkena ADHD. Misalnya racun PCBs.
Faktor risiko
1. Ibu yang terkena racun (toxins) pada saat hamil.
2. Merokok, minuman beralkohol atau penggunaan obat-obatan ketika hamil.
3. Faktor keluarga dengan sejarah ADHD (keturunan) atau faktor perilaku tertentu dan rusaknya suasana hati.
4. Kelahiran prematur
5. Terkena racun tertentu pada saat anak-anak
Pencegahan
Apabila anda telah terkena ADHD, anda dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah ADHD bertambah parah.
1. Ambil langkah-langkah medis yang menentukan. Hubungi dokter anda sebelum anda mengambil langkah-langkah tertentu.
2. Rajinlah untuk menggunakan skill dan kemampuan yang telah anda pelajari. Tetaplah mampu untuk mengontrol stress dan jaga terus sikap-sikap yang positif.
3. Jangan ragu untuk meminta pertolongan. Biarkan orang lain mengetahui ketidakmampuan anda. Dukungan mereka akan membuat perubahan yang besar.
Dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar