Kamis, 10 Januari 2013

Stres Jangan Terlalu Dirasakan

Stres Jangan Terlalu Dirasakan
Penulis : Felicitas Harmandini | Jumat, 11 Januari 2013 | 08:54 WIB

Komentar: -
|
SHUTTERSTOCK
Ketika Anda merasa sedang stres, coba alihkan pikiran Anda pada hal-hal yang menyenangkan lainnya.
Artikel Terkait:
  • Jangan Anggap Remeh Stres Saat Hamil
  • 5 Cara Hindari Stres Saat Liburan
  • Mudah Stres, Hindari Makanan Ini!
  • 5 Tips Bertahan dari Problema di Kantor
  • Cara Bumil Mengontrol Stres Saat Bekerja
KOMPAS.com - Stres itu tidak baik. Jadi, untuk apa lagi terlalu memikirkan mengapa kita bisa stres, mungkin begitu yang ingin dikatakan para peneliti dari Center for Behavioral Cardiovascular Health at the Columbia University Medical Center.
Menurut studi baru yang dipublikasikan di jurnal American Journal of Cardiology ini, ternyata memikirkan bahwa kita sedang stres bisa menyebabkan masalah yang serius. Stres yang terlalu dirasakan, atau seberapa sering Anda memikirkan bahwa Anda sedang stres, ada kaitannya dengan risiko penyakit jantung koroner yang lebih tinggi.
Ada enam studi yang dianalisa para peneliti untuk mengamati bagaimana stres yang dirasakan ini memengaruhi jantung Anda. Pada setiap penelitian itu, responden diminta melaporkan perasaan yang intens atau stres yang berulang. Kemudian peneliti mengikuti masing-masing responden selama 14 tahun untuk melihat apakah ada dari mereka yang didiagnosa, diopname, atau meninggal, karena penyakit jantung koroner.
Dari pengamatan itu terlihat bahwa responden yang melaporkan tingkat stres yang tinggi memiliki risiko 27 persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung. Salah satu penulis studi ini, Donald Edmondson, PhD, Asisten Profesor bidang Behavioral Medicine di kampus tersebut, mengatakan," Ketika orang bilang mereka stres, hal itu menjadi indikator yang baik mengenai seberapa sering mereka mengalami peningkatan respons terhadap sistem saraf otonomik mereka, sejenis respons pelawan yang menurut kami berkaitan dengan stres."

Jadi, ketika pikiran kita merasakan kebutuhan untuk bertindak (yang terjadi ketika kita menghadapi situasi yang penuh stres), tubuh kita menyiapkan diri untuk membentuk respons. Saat hal ini terjadi, adrenalin akan meningkatkan tekanan darah untuk mendongkrak energi. Nah, kondisi inilah yang bisa menegangkan jantung. Meskipun reaksi alami ini terjadi "dari sononya", sistem penekan stres saat ini tidak membutuhkan kebutuhan yang mendesak untuk tindakan fisik.

"Sekarang-sekarang ini ketika kita merasa stres, itu bukan karena kita harus melarikan diri dari seekor singa," tutur Edmondson, menggambarkan pemicu stres yang mungkin dialami nenek moyang kita. "(Kita stres) Karena bos kita memberi tugas lebih banyak daripada yang mampu kita tangani, atau salah satu anggota keluarga kita butuh dirawat sementara kita berusaha membagi waktu untuk menangani berbagai hal dalam satu waktu."
Hal-hal ini, menurut Edmondson, bukanlah sesuatu yang menuntut tubuh kita untuk banyak bertindak, namun tubuh kita masih bersiap untuk menjadi aktif. Saat itulah respons kardiovaskular sedang merusak. Kadang-kadang, perusakan itu begitu parah sehingga seiring berjalannya waktu bisa meningkatkan perusakan sistem kardiovaskular. Bila masa itu tiba, bisa menimbulkan gangguan jantung, seperti perkembangan plak, sobekan plak, dan berbagai problem jantung lain.

Kesimpulannya, ketika Anda merasa sedang stres, coba untuk tidak terlalu merasakannya. Alihkan pikiran Anda pada hal-hal yang menyenangkan lainnya. Jangan  sampai Anda malah menjadi stres karena terlalu memikirkan stres....


Sumber: Prevention
Editor :
Dini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar